Belajar agama adalah hak setiap manusia, namun bagi sahabat disabilitas netra, perjalanan ini sering kali penuh dengan tantangan yang tak terbayangkan oleh banyak dari kita. Mereka ingin merasakan kedamaian dalam beribadah, memahami ayat-ayat Al-Quran yang penuh makna, dan meresapi keindahan ajaran Islam. Namun, jalan menuju pemahaman itu sering kali terhalang oleh keterbatasan yang mereka hadapi.
Bayangkan, saat kita membuka Al-Quran, kita bisa dengan mudah membaca setiap huruf, merangkai kata demi kata, hingga akhirnya menyelami pesan yang terkandung di dalamnya. Namun, bagi sahabat netra, proses ini tidaklah sederhana. Mereka harus bergantung pada Al-Quran Braille yang tidak selalu tersedia dan sulit dipelajari. Bahkan, ketika mereka memilikinya, membacanya membutuhkan konsentrasi yang luar biasa dan waktu yang jauh lebih lama dibandingkan dengan kita yang bisa melihat.
Tidak hanya itu, mereka juga sering kali mengalami kesulitan dalam mengikuti kajian agama. Di masjid-masjid atau majelis taklim, pembelajaran sering kali disampaikan secara visual—dengan tulisan di papan, atau melalui isyarat-isyarat yang tak bisa mereka tangkap. Rasa frustrasi dan kesedihan sering kali menyelimuti hati mereka saat merasa tertinggal dalam pemahaman, atau ketika tak bisa menyerap ilmu sebagaimana mestinya.
Namun, di balik semua kesulitan ini, kita tak boleh melupakan kekuatan dan ketabahan hati mereka. Para sahabat netra ini sering kali memiliki keteguhan iman yang luar biasa, mencari cara-cara kreatif untuk tetap bisa belajar dan mengamalkan agama. Mereka belajar melalui pendengaran, menghafal ayat-ayat suci dengan penuh kesabaran, dan tetap menjaga semangat untuk mendalami Islam meski jalannya penuh liku.
Di sinilah, sebagai sesama umat Muslim, kita seharusnya mengambil peran. Memberikan dukungan, menyediakan akses yang lebih mudah bagi mereka, dan membuka pintu bagi mereka untuk belajar dengan cara yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan begitu, kita tidak hanya meringankan beban mereka, tetapi juga membuktikan bahwa Islam adalah agama yang rahmatan lil 'alamin, yang seharusnya dapat dirasakan oleh setiap jiwa tanpa terkecuali.
Karena pada akhirnya, belajar agama bukan hanya tentang memahami teks dan doktrin, tetapi tentang mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, mencari ketenangan jiwa, dan menumbuhkan cinta kepada sesama. Bagi saudara-saudara kita tersebut, perjalanan ini mungkin lebih berat, tapi bukan berarti tidak mungkin. Dengan dukungan dan kasih sayang kita, mereka pun bisa merasakan indahnya cahaya iman yang menerangi jalan kehidupan.
Belum ada Fundraiser