BANDUNG – Sebagai bentuk promosi kesejahteraan anak di seluruh dunia, Indonesia menetapkan tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional. Momentum ini tentunya harus membuat kita semakin sadar bahwa anak berhak mendapatkan penjagaan, pendidikan dan kehidupan yang baik.
Pada momentum Hari Anak Nasional tersebut, guna mendukung pemenuhan hak pendidikan dan rekreasi bagi anak, DD Jabar melaksanakan kegiatan Edutrip with Yatim dengan tema “Rekreasi Sambil Belajar Bersama Anak Hebat”. Bersama 90 anak yatim dari 3 wilayah yaitu Bandung, Tasikmalaya dan Cirebon para volunteer turut serta memeriahkan kegiatan yang diisi dengan kegiatan rekreasi dan edukasi. Kegiatan ini dilaksanakan di tiga tempat diantaranya Lembang Park Zoo, Woodland Kabupaten Kuningan dan Pasir Pataya Kota Tasikmalaya.
Menuju tempat rekreasi, anak-anak datang dengan menaiki mobil wisata. Anak-anak dikenalkan dengan mobil iconic khas Bandung, Tasikmalaya dan Cirebon. Adapun output yang diharapkan adalah anak-anak yatim mampu mengeksplor alam baik flora maupun faunanya, sehingga dapat menumbuhkan rasa syukur akan kebesaran-Nya. Tak hanya sekedar rekreasi, anak-anak yatim juga diberikan edukasi yang bermanfaat, motivasi, serta games yang dikemas secara menarik sehingga menambah rasa semangat dan keceriaan.
Penanggung Jawab Program Pendidikan dan Dakwah Dompet Dhuafa Jabar, Anjar Galih Hadiansyah, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen Dompet Dhuafa Jabar untuk senantiasa memuliakan anak-anak yatim di Indonesia, khususnya Jawa Barat.
“Anak adalah titipan dan amanah, hadiah terbesar dari Allah yang harus dijaga terutama tentang spiritual, menguatkan tauhid serta menjadi manusia yang dapat menegakkan agamanya serta berguna bagi masyarakat. Anak membutuhkan arahan agar dapat tumbuh dengan sehat dan aman dengan pemenuhan hak-haknya. Hak-hak tersebut diantaranya hak asuh, hak kesehatan, hak pendidikan dan rekreasi serta hak mendapatkan perlindungan. Namun pada kenyataanya, tidak sedikit anak-anak yang tidak mendapatkan hak tersebut. Terutama bagi mereka yang telah kehilangan orang tuanya”, tutur Anjar saat memberikan sambutannya.
Lebih lanjut Ia menegaskan bahwasannya hal ini harus menjadi perhatian sekaligus evaluasi khususnya bagi orang tua maupun seluruh elemen masyarakat untuk turut membantu memberikan atau memenuhi hak-hak bagi anak-anak tersebut.
Kegiatan ini diakhiri dengan memberikan bingkisan kepada anak-anak sebagai bentuk hadiah dan motivasi untuk terus semangat belajar meraih cita-citanya. Senyum bahagia yang terpancar dari mereka, seolah-olah mengisyaratkan bahwa kehilangan orang yang kita sayang bukanlah akhir dari segalanya, bukan pula kebahagiaan kita diambil oleh-Nya. Namun, kehilangan tersebut merupakan cara Allah mendidik kita untuk belajar ikhlas menerima semua takdir yang menjadi ketetapan-Nya. Karena pada akhirnya semua yang diciptakan akan kembali kepada sang pencipta.
Jadi, sudahkah kita bersyukur karena masih memiliki orang tua?