MAJALENGKA – Kelompok Difabel merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang mempunyai kedudukan, hak, kewajiban serta peran yang sama dengan masyarakat Indonesia lainnya dalam kehidupan. Menurut Kemenko PMK, saat ini jumlah kelompok Difabel di Indonesia mencapai 22,97 juta jiwa atau sekitar 8,5% dari jumlah penduduk Indonesia, dengan jumlah difabel terbanyak pada usia lanjut.
Dompet Dhuafa Jabar sebagai lembaga filantropi Islam memiliki perhatian khusus kepada para difabel tuli. Menggandeng Rumah Tuli Jatiwangi (RTJ), Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Dompet Dhuafa Jabar mengadakan kegiatan Bina Taqwa Sahabat Tuli. Materi yang diajarkan dalam kegiatan ini berupa belajar Al Quran dengan metode bahasa isyarat.
Sebanyak 25 santri difabel tuli tampak menggunakan jemari mereka untuk mengikuti arahan mentor yang memperagakan gerak tangan ketika membaca Al Quran. Dalam membimbing membaca Al Quran dengan bahasa isyarat memang harus telaten dan sabar. Bahasa isyarat tidak hanya gerak tangan saja, namun juga gerak bibir, gerak tubuh, dan ekspresi wajah.
Rumah Tuli Jatiwangi bukan hanya tempat mengaji untuk sahabat difabel tuli tapi juga pesantren kilat. Dalam satu pekan mereka belajar tiga kali, di hari Jumat, hari Sabtu dan Minggu. Tidak hanya membaca Al-Quran, mereka juga mempelajari hadits dan juga bimbingan shalat.
“Para difabel tuli yang belajar di Rumah Tuli Jatiwangi bukan hanya warga sekitar tapi dari luar kota pun berdatangan untuk belajar. Bahkan Rumah Tuli Jatiwangi sudah membuat buku khusus untuk para disabilitas dalam belajar Al-Quran dengan isyarat, yang sudah disetujui dan disahkan oleh Kementrian Agama,” tutur Nuryana, Kepala Kantor Layanan Program Cirebon Dompet Dhuafa Jabar.
Dengan belajar Al Quran melalui bahasa isyarat, diharapkan sahabat difabel tuli saat shalat tidak hanya mengikuti gerakan saja, melainkan juga memahami bacaan Al Quran dan sekaligus memahami makna dari bacaan tersebut.