
Saat ini dunia telah berada di era digital yang serba canggih dan cepat, adanya teknologi mengubah gaya kehidupan kita mulai dari cara kita berkomunikasi, bekerja, belajar dan berbelanja. Era digital tidak luput dari sisi positif dan negatifnya, namun alih-alih membicarakan dampak negatif yang berjamuran di banyak media ternyata digitalisasi juga dapat mendorong sifat peduli seseorang, digitalisasi telah mendorong peningkatan aktivitas filantropi modern yang menunjukkan bentuk nyata dari meningkatnya kepedulian masyarakat. Filantropi merupakan tindakan mencintai dan peduli dengan sesama manusia, seseorang yang memiliki sifat filantropi atau biasa disebut kedermawanan dapat menyumbangkan waktu, uang dan tenaganya untuk menolong orang lain. Filantropi dapat berupa tindakan amal seperti bersedekah, meliputi kegiatan seperti menjadi relawan, mendukung pendidikan, investasi sosial, pemberdayaan komunitas, serta pelestarian lingkungan dan budaya untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat. Berkat adanya kemajuan teknologi membuat kegiatan amal yang dahulu dilakukan secara langsung, dewasa ini dapat dilakukan dengan lebih mudah, salah satunya melalui kegiatan donasi sehingga dapat memberikan akses lebih luas kepada siapa saja untuk berkontribusi.
Transformasi Filantropi dengan Teknologi Digital
Teknologi digital menjadi angin segar bagi filantropi modern, berbagai platform mulai bermunculan sebagai wadah untuk menyalurkan kepedulian satu sama lain. Contohnya platform donasi online seperti Dompet Dhuafa yang memungkinkan individu untuk memberikan kontribusi dengan hanya beberapa klik, tanpa terikat oleh jarak atau waktu. Salah satu perubahan terbesar adalah kemudahan yang ditawarkan seperti metode pembayaran yang beragam hanya melalui device atau gawai saja, transparansi dana juga dapat dipantau oleh donatur. Tidak seperti filantropi tradisional yang sulit untuk memastikan dana digunakan sesuai tujuan, dengan adanya teknologi blockchain dapat menciptakan sistem pencatatan yang transparan dan setiap transaksi dapat dilacak oleh donatur.
Transformasi digital memungkinkan menjangkau audiens global. Donatur dari berbagai belahan dunia kini dapat berkontribusi untuk program yang mereka dukung, tanpa batasan geografis. Selain itu, platform digital juga inklusif, memungkinkan siapa saja untuk berdonasi, terlepas dari jumlah donasi mereka.
Pengaruh Media Sosial Dalam Mendorong Sifat Filantropi
Media sosial memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk sifat seseorang, sifat seseorang dapat dibentuk dari kebiasaan atau kegiatan sehari-hari. Dewasa ini semua orang tidak lepas dari media sosial terutama Gen Z dan Gen alpha, sebagai generasi yang tumbuh bersamaan dengan tumbuhnya digitalisasi sehingga gen Z dan Gen alpha tidak dapat dipisahkan dari digitalisasi dan media sosial. Hal ini baknya koin yang memiliki 2 sisi, media sosial dapat menjadi hal positif dan negatif untuk mendorong sifat filantropi. Menggunakan pendekatan yang relevan seperti penyebaran konten bermanfaat untuk menumbuhkan jiwa kepedulian terhadap sesama, menyebarkan trend donasi dan konten edukasi mengenai manfaat memiliki sifat filantropi dan penjabaran peran digitalisasi untuk donasi akan menumbuhkan sifat filantropi bagi para generasi muda.
Generasi muda adalah tulang punggung di masa depan dan teknologi menjadi jembatan untuk menghubungkan mereka dengan kebaikan sehingga harapannya mereka dapat bermanfaat bagi orang di sekitarnya. Gen Z yang melek akan teknologi dapat mengembangkan inovasi yang saat ini sudah ada menjadi inovasi terbarukan kedepannya. Contohnya seperti virtual reality (VR) atau augmented reality (AR) yang dapat digunakan untuk memberikan pengalaman interaktif kepada donatur, seperti melihat langsung bagaimana donasi mereka mengubah kehidupan penerima manfaat.
Donasi Online: Mudah, Aman dan Inklusif
Donasi online menawarkan kemudahan dan keamanan dalam berkontribusi. Sistem enkripsi data melindungi informasi pribadi donatur, sementara fitur pelacakan memberikan kepastian bahwa dana digunakan sesuai tujuan. Tidak hanya itu, model donasi ini juga inklusif, memungkinkan siapa saja untuk terlibat, termasuk generasi muda yang akrab dengan teknologi. Gamifikasi dalam aplikasi donasi, seperti pencapaian target kolektif atau penghargaan simbolis, menjadi cara kreatif untuk menarik minat semua generasi. Menggunakan pendekatan ini, donasi menjadi lebih menarik dan terasa seperti bagian dari gaya hidup mereka.
Dibalik segala kecanggihan teknologi, esensi dari filantropi tetaplah tentang kepedulian dan empati. Teknologi hanya menjadi alat untuk memperluas dampaknya. Melalui donasi online, siapa pun kini dapat menjadi bagian dari perubahan besar, tanpa terhalang oleh batasan geografis atau waktu. Mari manfaatkan teknologi untuk terus menebarkan kebaikan. Dengan bersama-sama, kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik, di mana tidak ada lagi yang merasa sendiri dalam menghadapi kesulitan.
Dompet Dhuafa mengajak semuanya untuk berpartisipasi dalam menuaikan kebaikan dan senyuman. Mulai dengan langkah kecil memberikan donasi, sekecil apa pun itu, adalah harapan besar bagi mereka yang membutuhkan.
Yuuk salurkan kebaikanmu untuk orang yang membutuhkan melalui:
Oleh : Eka Latifah Handayani
Sumber:
Faisal, F. (2024, November 15). Tren Berzakat Secara Online: Transformasi Filantropi di Era Digital. PUSPAS Unair. Retrieved December 28, 2024, from https://puspas.unair.ac.id/berita/baca/Tren-Berzakat-Secara-Online-Transformasi-Filantropi-di-Era-Digital
Hadinata, F. (2024, August 24). Transformasi Digital: Tren dan Tantangan di Era Teknologi Informasi. Program Studi Teknologi Informasi. https://bit.telkomuniversity.ac.id/transformasi-digital-tren-dan-tantangan-di-era-teknologi-informasi/
Wikimedia. (2024, June 13). Kedermawanan. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Kedermawanan