
17 Agustus menjadi hari bersejarah bagi Indonesia, yang mana telah dicapai sebagai bentuk kemenangan dari penindasan yang telah dilakukan penjajah.
Tak hanya Indonesia, hari kemenangan juga pernah dirasakan oleh Rasulullah atas capaiannya, yang dalam sejarah Islam disebut sebagai pembebasan kota Mekkah atau Fathu Mekkah.
Semula kota Makkah merupakan wilayah yang dikuasai kelompok Quraisy yang memusuhi Nabi Muhammad. Para pembesar mereka menghalangi Nabi dalam berdakwah. Tidak hanya itu, mereka juga menerapkan sistem sosial yang jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Serta ibadah-ibadah ritual yang justru mengotori kota Makkah.
Akibat pengingkaran kaum kafir, Nabi Muhammad menyiapkan 10.000 pasukan untuk menaklukkan Makkah, yang diperingatkan untuk menyerang dan tidak melancarkan serangan kecuali dalam terpaksa. Nabi Muhammad tidak ingin adanya pertumpahan darah. Selainitu, pasukan Nabi tidak diperbolehkan merampas senjata, kecuali senjata yang digunakan untuk berperang.
Akhirnya, pertempuran pun terjadi dan dimenangkan oleh kaum muslim. Pasukan kaum Quraisy sebelumnya melakukan beberapa kali perlawanan. Namun akhirnya mereka menyerah.
Meski kaum kafir Quraisy kerap berniat mencelakai Nabi Muhammad dan melakukan hal buruk terhadap umat Muslim, setelah Fathu Makkah Nabi justru memerdekakan mereka. Nabi tidak memiliki dendam terhadap mereka, bahkan menjanjikan ampunan Allah dan kedamaian terhadap siapa saja yang mau bertaubat dan masuk Islam.
Sahabat, semoga kisah Rasulullah ini bisa kita jadikan teladan, bahwa meraih kemenangan bukanlah dengan cara menindas atau membalas dendam. Melainkan untuk menebar kemaslahatan, memberi manfaat dan melindungi sesama umat.